Posts

Showing posts from June, 2007

ambil rapor

jalan menuju kantor seperti biasa melewati sebuah sekolah dasar. yang kemarin sepi, hari ini terlihat ramai. bersama anak2 tampak orangtua mereka. kebanyakan kaum ibu. sambil lewat, masih terlihat satu persatu orangtua para murid membawa sebuah buku berwarna hijau. hari ambil rapor rupanya. beberapa orangtua masih di depan gerbang sekolah, sebagian telah berjalan pulang. mungkin mereka berencana pergi lagi untuk merayakan keberhasilan anak mereka, mungkin juga pulang untuk memarahi anak mereka yang tidak naik kelas. hari ambil rapor bisa jadi saat2 yang menegangkan buat sejumlah anak. g tahu karena g mengalaminya. hari ambil rapor adalah hari yang menakutkan karena entah berapa banyak lagi nilai merah yang akan mewarnai buku rapor. dulu sewaktu smp, nilai merah selalu ada di setiap halaman rapor. kalau tidak 1, pasti 2. malah waktu itu ada 4 tinta merah. sebuah rekor! sampai2 emak tidak bisa berkata apa2 selain ngomel2 tidak jelas. pokoknya tidak pernah tidak ada tinta merah di setiap

obrolan gelato

bukan sebuah keharusan sih untuk ngalor ngidul hal2 yang dalem. tapi sofa2 di gelato bar memang cukup menggiurkan bagi tamu2nya untuk duduk manis ber-jam2 sambil ngobrol sana sini gak keruan. gak lama setelah pantat membentur sofa, obrolan2 pun dimulai. dari masalah sepele sampai pembicaraan yang dalem dan butuh tidak sekedar es wafel. menu calamari, french fries dan chicken wing sampai hot chocolate keluar dari mulut dapur untuk menemani obrolan yang semakin malam semakin dingin alias dalem dan berat. seperti malam itu. seorang teman membuka pembicaraan yang katanya berat dan dalem itu dengan sebuah pertanyaan, "elo suka merasa gak enak gak kita makan enak disini, sementara di luar sana masih banyak pengemis?". aduh, sebagai pencinta es krim coklat yang sedang gue lumat ini, kok rasanya enak saja dan tidak ada rasa bersalah ya? bukannya tidak merasa simpati dengan orang di luar sana yang kesulitan mengisi perutnya, tapi kalau perut sudah meraung-raung menuntut ingin makan en

beberapa jam menjelang 32 tahun

apa rasanya menunggu usia berubah? ternyata biasa saja dan sedikit tidak mengenakkan. karena apa? biasa saja karena tidak ada yang istimewa dari peristiwa ulang tahun yang sebenarnya lebih pada peristiwa mengurangi umur. tidak mengenakkan karena besok pagi pasti banyak ucapan2 "selamat ulang tahun". seperti malam ini. si emak mengingatkan tentang hari esok. sebenarnya sesuatu hal yang tidak perlu dilakukan mengingat sejak masuk bulan juni, tanggal 15 selalu ter-ngiang2 dalam pikiran. apalagi kalender di kantor juga sudah diwarnai merah tepat di tanggal 15. lalu beberapa hari sebelumnya, seorang teman di kantor sempat menyeletuk "siapa lagi yang ultah di bulan juni?" setelah seorang teman baru saja ultah. g sempat senang ketika beberapa rekan kerja hampir secara bebarengan mengatakan "tidak ada". tapi kesenangan ini segera bubar setelah rekan kerja yang duduk di sebelah g tiba2 berteriak, "eh, si gemeng ultah tanggal 15 tuh!". sekeras apapun kita

pernikahan

tiba sudah di hari h. seperti yang sudah dibayangkan, g melangsungkan proses make up sekaligus make over sejak sore hingga malam hari. dan seperti diduga, g sama sekali tidak protes atau mengeluh sekalipun. semua proses dandan plus berkebaya berjalan baik2 saja. meski beberapa saudara tampak surprise dengan make over g yang jelas2 tidak pernah dandan dalam setiap occasion. selebihnya, semua berjalan seperti yang direncanakan. tidak ada yang istimewa dari acara hari ini. semua berjalan lancar dan normal meski ada satu kecelakaan kecil. seorang tamu, bapak2 muda berusia 30-an, tidak disengaja (pastinya..) tercebur ke salah satu kolam di lokasi resepsi. sebenarnya semua tergantung dari sisi pandang kita melihat lokasi resepsi. di satu sisi, tempat ini cukup romantis; taman yang terbuka dengan beberapa pohon2 menjuntai, tenda putih besar yang memayungi sejumlah gerobak makanan, sinar lampu seadanya dan kolam2 yang berbentuk memanjang ke arah panggung tempat band beraksi. di sisi lain, te

detik-detik pernikahan

eits! jangan kaget dulu. tentunya bukan pernikahan g, tapi saudara sepupu yang tinggal menghitung jam. ternyata persiapan pernikahan tidak hanya meribetkan dua keluarga mempelai. keluarga besar para pengantin juga ikut ribet. contohnya di keluarga pejaten 17. tidak saja kedatangan keluarga markum alias keluarga besar kakak tertua dengan 2 anaknya yang heboh plus bringas, tapi persiapan si emak membuat suasana di rumah pagi ini benar2 seperti pasar malam. belum lagi supir setianya bokap dan asisten rumah tangga di rumah ikut ribet mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan. "parto, kamu sudah siapkan mobil belum untuk jemput kue?". "titin, jangan lupa kebaya ola dan sulis dikasih plastik supaya gak lecek". "dar, sepatu bapak sama selop ibu tolong dibersihin. banyak debunya itu ibu terakhir lihat". begitu suara si emak membahana di rumah. itu belum seberapa. ada lagi teriakan2 seputar jas, peci, mandi, konde, tangga, makan, dll. tidak jelas hubungan tangg

teori es teh manis

entah kenapa tiba2 ingin menulis tentang teori es teh manis. padahal teori ini hanyalah produk asal ngomong, tidak bermutu dan buah pikiran yang selalu mengedepankan pandangan negatif dibandingkan sebaliknya. teori es teh manis diibaratkan dengan seseorang yang sedang dahaga dan membutuhkan es teh manis. tapi bukannya mendapatkan minuman itu, dia hanya disuguhi air putih. karena tidak ada es teh manis, akhirnya ia mengkonsumsi setengah gelas air putih itu demi menghilangkan rasa dahaganya. yang tersisa kini setengah gelas air putih lagi. sayang rasanya kalau air itu tidak dihabiskan. akhirnya orang itu membagi sisa air putih kepada orang lain. teori es teh manis yang kedua diibaratkan sama, hanya bedanya orang itu ragu apakah es teh manis yang diinginkannya atau justru air putih. jangan2 ia memang tidak menginginkan es teh manis. kalau begitu nama teori berganti dong menjadi teori air putih. benar kan, sebuah teori yang tidak bermutu dan membingungkan. padahal kalau seseorang dahaga, b

semakin bertingkah

hmm..belakangan kok g merasa bertingkah seenaknya di depan mami. seakan tidak ada respect lagi di antara bawahan dan atasan. sebenarnya mutlak tidak sih kita harus memberikan respect di saat atasan berperilaku menyebalkan? atau apa atasan berhak untuk bertingkah menyebalkan kepada bawahannya? kalau mau ditulis satu persatu tentang sikap mami yang semakin menyebalkan, bisa2 harus posting satu halaman sendiri. buang2 waktu saja. mungkin bisa g ceritakan tentang satu kebiasaannya yang sangat mengganggu dan seringkali dilakukan adalah mengirimkan sms tentang pekerjaan ketika hari libur. perilaku ini bisa g maklumkan kalau beritanya super penting dan tidak bisa menunggu. parahnya, yang sering terjadi justru sebaliknya. seperti ketika baru datang dari berlibur saat cuti, sesampainya di bandara sebuah sms masuk tidak lama saat hp dinyalakan. "majalahnya sudah datang. tapi kok jumlahnya sedikit ya? saya pikir kita lebih baik menggunakan percetakan yang lain deh. bagaimana menurut kamu?&q