Posts

Showing posts from December, 2007

sandiwara Tuhan

Image
kata mereka, tangan Tuhanlah yang mempertemukan kami. namun tangan Tuhan juga yang menghentikan semua sandiwara ini. Dia yang menulis skrip, Dia yang menyiapkan panggung, memilih pemerannya, membuka layar dan Dia pula yang akhirnya menghentikan puluhan episode ini. seperti layaknya sebuah kisah, sandiwara juga berkisar tentang kisah bahagia atau sedih di dalamnya. apapun itu, adalah cerita yang meramu segala bentuk emosi sehingga melahirkan kisah yang luar biasa. begitulah sandiwara Tuhan. tidak ada yang tidak istimewa dari cerita milik Tuhan. kali ini Tuhan memainkan sepotong kisah tentang cinta. sebuah rasa yang maha agung, begitu dipuja, begitu indah. anugerah yang maha dasyat. aku setuju hingga ke dalam2nya. sampai mentok ke akar2nya. seumpama petasan, ia meledak lalu serpihan cahayanya tumpah ruah ke segala penjuru langit. warnanya yang mejikuhibiniu menghiasi angkasa. bagaikan pelangi di malam hari. itulah rasa cinta, meski skenario sandiwara kali ini tidak seindah cinta pelangi.

rumah bagiku

Image
rumah adalah tempatmu membuka mata setelah tertidur sepanjang perjalanan dari rumah sakit tempatmu lahir. disanalah kamu merasakan kasih sayang tak berujung dari seluruh anggota keluarga. apalagi wajah kecil manismu, jemari2 mungilmu dan kaki2 tak kenal lelahmu saat belajar berpijak menjadi pusat perhatian di rumahmu. lalu rumah pula yang pertama kali menampaki kamu meloncat-loncat kegirangan saat bisa menyelesaikan pekerjaan rumah sekolah. gemuruhnya sampai membuat telinga rumah harus disumbat. takut kemeriahan itu lari dari induknya, rumah juga menutup pintu serapat-rapatnya agar hanya disanalah kau rayakan prestasi kecilmu. lalu rumah tersenyum simpul saat kamu merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. pelan2 pintunya terbuka agar kau bisa menyambutnya. agar benih2 cinta mengembang disana, di dalam rumah. rumah.. menjadi saksi segalanya. sumber kehangatan bagimu penghuninya. sebagai atap yang melindungi kamu beserta isinya. lalu rumah pula yang kau harapkan mengantarmu menuju ger

cobaan

Image
tegar..cobalah untuk tegar.. aku tahu kau tidak punya kuasa. kau, yang hanya sebagian kecil saja. aku tahu dirimu lemah tak berdaya. namun jangan biarkan air matamu kembali menetes. karena yang lalu belumlah mengering. kuatkanlah dirimu meski mereka memporakporandakan kebahagiaanmu. percayalah bahwa tak satupun dari mereka sebenarnya merenggut bahagiamu. junjunglah hatimu. lihatlah ke dalam. disanalah kebahagiaanmu berada meski dia kasat mata hanya karena kau dapat merasakannya. tak ada satupun hidupmu atau bahagiamu yang dapat terenggut darimu. tenang.. cobalah untuk tenang meski hatimu memberontak. karena benturan rasa sesak di dadamu hanya akan lebih melukai dirimu. duri yang tak ingin kau tinggalkan selamanya disana. berilah waktu untuk menjawab semuanya, meski jawaban itu adalah yang terpahit. tapi ingatlah bahwa ini hanya sebuah cobaan kehidupan. sebuah permainan untuk memutarbalikkan yang telah ada. dan kau.. kau tidak punya kuasa atas hidupmu..

kubikal keringat

Image
setelah absen 2 minggu, aku kembali ke kubikal tempatku melepas keringat. tidak seperti biasanya, sabtu itu kubikal-kubikal tampak sepi. sepertinya liburan ini benar2 menyedot perhatian orang untuk berlibur ke luar kota pikirku. pagi itu hanya ada satu kelompok yang tampaknya sudah selesai bermain. sempat kulihat keringat telah membasahi baju mereka. beberapa botol minuman air mineral di meja istirahat juga hampir kosong. sebuah pemandangan yang juga biasa kami alami setelah aku dan temanku bermain squash. meski akhir2 ini hanya kami saja yang bermain. sebenarnya belum lama aku mengenal squash. awalnya aku juga diperkenalkan dengan permainan yang ternyata cukup mengasikkan ini. bagaimana tidak, aku bisa berlari, berjatuhan, pontang panting mengejar bola karet agar terpantul kembali ke tembok. karena kalau tidak, itu berarti bola jatuh ke lapangan yang berarti aku harus mengulang permainan dari awal. terkadang, ini yang melelahkan. bola karet hitam ini tampak liar dan beringas. kalau

pesan untuk ucil

Image
hari ini. hari ketiga setelah kepergian ucil. bertepatan pada hari raya idul adha, aku sempatkan untuk melayangkan pesan selamat hari raya dan ucapan agar kamu bahagia di surga binatang di atas sana. sebuah cium sayang juga aku layangkan di wajahmu. semoga kau sudah berada disana ucil. di surga binatang di atas sana, bertemu dengan kerabat2mu. bertemu dengan keluargamu, olip, poci, mumutteo, kumbang, dan sahabat2 kecilku yang lain. perkenalkanlah dirimu ucil. ajaklah mereka bermain dengan semangat tak hentimu. dengan lincahmu yang telah menarik hatiku. janganlah kau takut ucil dan jangan bersedih karena kau telah menemukan kebahagiaan tak terkiramu kini. di atas sana, di surga binatang, tengoklah sesekali ke bawah. disini aku tetap mengenangmu. lihatlah sesekali pada saudaramu, nasgul dan uti. mereka juga kini merindukanmu. tapi jangan sesekali bersedih ucil. kami memiliki semua kenangan yang dapat mengembalikan memori kami kepadamu dalam sekejap. memori yang takkan pernah pudar karena

kenapa, Tuhan?

Image
Tuhan, kenapa Kau ambil ucil begitu cepat? tidak tahukah Kau bahwa aku sangat merindukannya? Tidak sadarkah Kau bahwa aku rindu bermain dengannya? bahwa aku mengharapkannya untuk bisa pulang ke tempat yang pernah ia sebut rumah? apa yang salah dengannya Tuhan? ia hanya salah satu dari sejuta mahluk yang datang di rumah kami, di hatiku. tak tergerakkah hati mereka melihat kelucuannya? apa yang salah Tuhan? Tuhan, sayangkah mereka pada ucil? tak tergerakkah hati mereka melihat gerak gerik polosnya? lalu mengapa mereka tega mengusirnya dan melepasnya di lahan yang asing baginya? sebegitu berharganya kah rumah kami sehingga kaki kotor mungilnya tak lagi boleh menginjakkan rumah kami? sadarkah mereka hikmah besar dibalik kehadirannya? betapa senyum ini tak pernah lepas sejak kehadirannya. betapa hati ini selalu berseri saat bersamanya. Tuhan, sayangkah mereka padaku? pernahkah mereka menganggap cinta tulusku pada sahabat2 kecil ini sudah sedemikian besarnya? tahukah mereka? tapi mengapa mer

hujan yang tak romantis

duduk termangu di ruang kerja, sore ini aku ditemani oleh pasukan kendaraan yang antre teratur di jalan. dari tempatku duduk, jalanan memang terlihat sangat jelas. beberapa di antara kendaraan telah menyalakan lampu mobil seiring dengan lampu2 yang bermunculan dari gedung bertingkat. lampu jalanan juga tidak mau kalah. menyala semakin terang disaat malam mulai menghadap. aku lihat pepohonan bergerak agak serabutan. ranting2nya terlihat berbenturan seakan sedang bermain pedang2an. kupandangi langit yang tidak sekelam sore hari. pasti mau hujan, batinku bilang. sudah berhari-hari, malah berminggu-minggu, jakarta keenakan diguyur hujan. sampai2 banjir bertamu tak kunjung pulang. ada apa gerangan? kenapa negri ini doyan sekali dengan bencana? sering aku nonton film2 luar negeri, kota menjadi romantis bermandikan air hujan. boro2 banjir, airnya yang berkilauan terkena cahaya kota dengan tenang mengalir ke selokan, terjun ke sungai, lalu beristirahat di lautan. tapi yang terjadi disini gak a

hujan yang tidak romantis

duduk termangu di ruang kerja, sore ini aku ditemani oleh pasukan kendaraan yang antre teratur di jalan. dari tempatku duduk, jalanan memang terlihat sangat jelas. beberapa di antara kendaraan telah menyalakan lampu mobil seiring dengan lampu2 yang bermunculan dari gedung bertingkat. lampu jalanan juga tidak mau kalah. menyala semakin terang disaat malam mulai menghadap. aku lihat pepohonan bergerak agak serabutan. ranting2nya terlihat berbenturan seakan sedang bermain pedang2an. kupandangi langit yang tidak sekelam sore hari. pasti mau hujan, batinku bilang. sudah berhari-hari, malah berminggu-minggu, jakarta keenakan diguyur hujan. sampai2 banjir bertamu tak kunjung pulang. ada apa gerangan? kenapa negri ini doyan sekali dengan bencana? sering aku nonton film2 luar negeri, kota menjadi romantis bermandikan air hujan. boro2 banjir, airnya yang berkilauan terkena cahaya kota dengan tenang mengalir ke selokan, terjun ke sungai, lalu beristirahat di lautan. tapi yang terjadi disini gak

saya seorang pembunuh

Image
entah untuk ke berapa kalinya saya telah membunuh. entah dilakukan secara sadar atau tidak, saya telah lupa. semuanya terasa sangat cepat berlalu. tidak lagi terasa penyesalan, apa lagi tetes air mata. semuanya mengalir cepat dan mengering tanpa sisa. air mata pagi ini seharusnya tidak berhak untuk diteteskan. saya juga tidak lagi berhak untuk merasakan sakit di dada. apalagi harus meringis karena rasa sesak. itu hanyalah bagian dari konsekuensi yang harus saya tanggung. ya, saya telah membunuh untuk kesekian kalinya. kini saya tidak lagi berhak untuk meng-agung2kan rasa cinta dan kasih sayang pada mahluk lain. hati saya telah lama menghitam. dan sayangnya, mereka pun terlena. untuk ucil tersayang..

akhir tahun

tidak biasanya menjelang akhir tahun rasanya lesu, lemas, gemas begini. dulu, akhir tahun adalah waktu dan masa yang ditunggu-tunggu. gambaran petasan meletus dimana-mana dan kembang api menghiasi angkasa malam kelam mulai terbayang. atau disibuki dengan rencana-rencana tahun baru yang yang biasanya gagal total dan pada akhirnya kembali mendekam sendirian dalam kamar. tapi menjelang akhir tahun ini rasanya biasa saja. boro-boro memikirkan resolusi tahun 2008. membayangkan bagaimana kehidupan di tahun 2008 saja belum bisa. yang ada hanya bayangan kosong melompong di depan. gelap, suram dan kelam. Nah yang ini sudah hiperbola. amit-amit jabang bayi ah!.. lalu urusan dengan pekerjaan dan tetek bengeknya. jelas awal 2008 akan menjadi waktu yang sulit. bagaimana tidak, seorang pentolan yang merupakan rekan kerja bakal menyelesaikan misinya akhir tahun ini. artinya, sebelum ada pengganti, siap-siap saja gue akan terbenani dengan segudang pekerjaannya. inginnya mengikuti jejaknya, tapi apa d