Posts

Showing posts from June, 2011

twitzodiak

Iseng membaca twitter. Terpaku pada twitzodiak. Tema pertama sifat manusia menurut tanggal lahir. Tanggal 26: suka bertindak gegabah, pandai mengambil keputusan, teliti dan mudah tergoda. Saya percaya dia pandai mengambil keputusan dan teliti.. Tanggal 15: setia kawan, rela berkorban, baik hati, hormat pada orangtua, namun mudah terpengaruh. Kok saya lebih percaya pada yang terakhir saja ya?.. Tema kedua sifat manusia berdasarkan bulan lahir. November: tabah dan kuat dalam menghadapi segala cobaan, agak pemalas. Setahu saya dia kebalikan dari sifat yang terakhir.. Juni: romantis, suka menolong, mudah tersinggung bila perasaannya tersentuh. Lagi-lagi saya percaya yang terakhir itu sifat saya.. Tema ketiga sifat manusia berdasarkan huruf kelahirannya. Kali ini semua huruf digabungkan dan akan menghasilkan beberapa sifat. Karena berdasarkan nickname, maka hasilnya adalah ini. Dia: setia walaupun mudah jenuh, murah hati, punya ciri khas manis dan manis Saya: teman yang apa adanya, murah ha

Berlabuh

Image
Bisakah seekor burung menjelajah melewati ratusan pulau? Menyeberangi samudra tak bertepi? Melewati gunung-gunung yang mengepul? Mampukah ia manahan pedasnya hujan dengan kedua mata kecilnya? Menembus pesatnya angin hanya dengan kedua sayapnya? Seandainya ia ingin bersandar, bisakah ia berbaring beralaskan awan? Kalau ia berkawan sepi, maukah rangkaian rasi bintang berteman dengannya? Dan ketika malam mencekam, sudikah bulan sang penguasa malam merangkulnya? Dan ketika pagi menjelang, maukah sang mentari menebarkan sebagian sinarnya untuk menerangi perjalanannya? Menyimpan sebagian teriknya ketika matahari tengah meraja? Dan menghangatkan tubuhnya saat matahari pamit dan terbenam? Bagaimanapun, ia hanyalah seekor burung. Yang suaranya tak lagi bergema dalam luasnya angkasa. Yang kepakannya kian melemah ketika hari terus melangkah. Namun ia terus menukik. Menuju satu-satunya daratan tempat ia akan berlabuh. Ke kebisingan yang ia kenal betul. Bersama sekawanan burung berkaki mera

Tabir Pagi

Entah dari mana kalimat itu akan mengambil posisi startnya. Dimana ia akan memulai dan dimana ia menentukan garis akhirnya. Bagaimana kata-kata itu akan terucap tanpa harus menyakiti hati dan perasaan. Seperti apa penyampaiannya hingga kekacauan yang tidak pernah diundang itu selamanya tiada. Tenggelam bersama masa lalu yang telah lama jauh tertinggal. Yang kutahu aku berhutang separuh hidupku padanya. Dan bayaranku adalah separuh hidupku yang lain. Kuharap saat kupertaruhkan separuh hidupku ini, bukan bayaran mahal yang kuperoleh, melainkan kedua tangan yang terbuka dan menyambutku. Sepasang bahu yang siap menjadi jangkar seandainya perahuku terombang ambing menahan gelombang pedih. Menerimaku, karena memang beginilah Tuhan mengisahkan dan melukis hidupku. Sebuah buku kehidupan yang tidak melulu merupakan penuturan dongeng dengan akhir bahagia. Kuharap, bagimu juga untukku, semua ini nantinya hanya akan menjadi tabir pagi lainnya yang selalu datang setelah malam menutup tirainya. Dan