Lembaran Kisah
Hati bagaikan lembaran kertas.
Semula kosong, lalu perlahan berisi cerita.
Yang menyenangkan, menggelikan, sampai menyedihkan.
Kisahku dimulai saat kertas putih polos di hadapanku perlahan menorehkan sebuah cerita. Kisah yang ditulis dengan tinta biru, merah, dan kelabu. Membuat goresan gambar yang kadang serupa dengan pelangi, kadang seperti awan mendung.
Semakin hari, kisahku makin menyerupai keping puzzle yang menyatu. Setiap cerita saling penuhi dan melengkapi. Kisah yang indah, cerita yang gaduh, drama yang sendu, membuat lembar ceritaku bergejolak. Seperti menginjak bebatuan dengan kaki telanjang. Sakit tetapi menyehatkan.
Kisahku 'kan kubiarkan tetap bergulir. Sampai ia lelah menorehkan kata. Sampai ia menepi karena kehabisan kalimat. Sampai lembaran hidupku kehabisan coretan kisah.
Semula kosong, lalu perlahan berisi cerita.
Yang menyenangkan, menggelikan, sampai menyedihkan.
Kisahku dimulai saat kertas putih polos di hadapanku perlahan menorehkan sebuah cerita. Kisah yang ditulis dengan tinta biru, merah, dan kelabu. Membuat goresan gambar yang kadang serupa dengan pelangi, kadang seperti awan mendung.
Semakin hari, kisahku makin menyerupai keping puzzle yang menyatu. Setiap cerita saling penuhi dan melengkapi. Kisah yang indah, cerita yang gaduh, drama yang sendu, membuat lembar ceritaku bergejolak. Seperti menginjak bebatuan dengan kaki telanjang. Sakit tetapi menyehatkan.
Kisahku 'kan kubiarkan tetap bergulir. Sampai ia lelah menorehkan kata. Sampai ia menepi karena kehabisan kalimat. Sampai lembaran hidupku kehabisan coretan kisah.
Comments