Si rumah mungil
Kicau burung sahut menyahut dari pucuk pohon. Suaranya senyaring silau mentari pagi yang menyambar masuk melalui jendela. Bunga Matahari yang tumbuh subur di kebun ikut bersinar. Kelopaknya yang kuning terang membangunkan tanaman lain yang tertidur semalaman. Perlahan, sang embun mulai memberikan kehidupan bagi kebun itu dengan butiran airnya.
Di atas petak kebun, tumbuh seonggok bangunan mungil. Terlihat sekawanan batu bata menyembul di muka bangunan, seakan menolak bersembunyi di balik semen. Jendela bangunan mungil yang besar mempertontonkan gerak gerik di dalamnya. Tampak meja dan kursi saling tertawa riang. Menari diayun musik yang keluar dari setiap sudut bangunan. Suara genta angin dari kayu yang menggelantung di depan jendela tidak kalah nyaring. Sesekali mengeluarkan nada alam yang menyejukkan saat berbenturan ditiup angin.
Itulah si rumah mungil, yang hadir bagai embun di pagi hari. Setia dan senantiasa memberikan satu lagi kehidupan.
Di atas petak kebun, tumbuh seonggok bangunan mungil. Terlihat sekawanan batu bata menyembul di muka bangunan, seakan menolak bersembunyi di balik semen. Jendela bangunan mungil yang besar mempertontonkan gerak gerik di dalamnya. Tampak meja dan kursi saling tertawa riang. Menari diayun musik yang keluar dari setiap sudut bangunan. Suara genta angin dari kayu yang menggelantung di depan jendela tidak kalah nyaring. Sesekali mengeluarkan nada alam yang menyejukkan saat berbenturan ditiup angin.
Itulah si rumah mungil, yang hadir bagai embun di pagi hari. Setia dan senantiasa memberikan satu lagi kehidupan.
Comments