Geger (Ep. 2)
Satu persatu mereka datang. Waktunya jarang bersamaan. Kadang gantian. Kadang rombongan. Sirkus saja kalah ramai. Mereka malah suka muncul tiba-tiba. Entah dari mana. Satu-satu, kadang bebarengan. Semua terserah mereka mau datang dengan siapa. Mereka tiba dengan wajah memelas, bersuara lantang dan berisik. Nyaring seperti piring pecah. Rombongan tanjidor saja kalah gaduh. Meski tidak sedang berdemo, mereka sehati dan sepakat untuk meneriakkan satu kata, "Lapar!". Sudah datang tak terduga, bertandangnya tanpa sopan santun. Tidak satupun yang mengucap salam, apalagi bertukar kabar. Mereka langsung berhamburan masuk, ngacir menuju satu tempat. Dengan sekali endus, tanpa perlu radar, mereka tahu letak harta karun yang dicari. Sebungkus makanan kucing yang saya bungkus rapi, anti gores, anti robek, anti dicabik-cabik, dan anti-anti lainnya. Kejadian geger ini baru selesai episodenya setelah mereka melahap bayangan mereka yang sudah menjadi santapan terindah dalam hidup...