Posts

Showing posts from January, 2017

Geger (Ep. 2)

Satu persatu mereka datang. Waktunya jarang bersamaan. Kadang gantian. Kadang rombongan. Sirkus saja kalah ramai. Mereka malah suka muncul tiba-tiba. Entah dari mana. Satu-satu, kadang bebarengan. Semua terserah mereka mau datang dengan siapa. Mereka tiba dengan wajah memelas, bersuara lantang dan berisik. Nyaring seperti piring pecah. Rombongan tanjidor saja kalah gaduh. Meski tidak sedang berdemo, mereka sehati dan sepakat untuk meneriakkan satu kata, "Lapar!". Sudah datang tak terduga, bertandangnya tanpa sopan santun. Tidak satupun yang mengucap salam, apalagi bertukar kabar. Mereka langsung berhamburan masuk, ngacir menuju satu tempat. Dengan sekali endus, tanpa perlu radar, mereka tahu letak harta karun yang dicari. Sebungkus makanan kucing yang saya bungkus rapi, anti gores, anti robek, anti dicabik-cabik, dan anti-anti lainnya. Kejadian geger ini baru selesai episodenya setelah mereka melahap bayangan mereka yang sudah menjadi santapan terindah dalam hidup...

Milik Bersama (Ep. 1)

Jejak-jejak kecil. Menyusuri, mengitari ruangan. Menyelonong kesana kemari. Meninggalkan coretan di lantai. Membuat rute jejak yang sembrono. Tampaknya ada yang sibuk. Entah mencari apa. Jelas mereka menyusup ke ruangan. Satu jendela kedapatan terbuka. Ketahuan cara mereka masuk. Serbuan jejak kecil. Tapak itu tidak hanya satu. Besarannya berbeda, jejaknya dimana-mana. Sepertinya mereka bangga mempertontonkan gerak geriknya. Sebuah aksi tanpa saksi mata. Tinggal saya sendiri. Berdiri menatapi lantai yang sehari sebelumnya saya poles rapih. Bersih dan wangi. Bercak tanah bermotif telapak-telapak kaki kucing menjadi satu pertanda. Rumah saya milik mereka juga.

Pilihan

Banyak orang menuangkan ide, tapi seberapa besar ide itu berjalan dan tidak mandek di ruang konsep. Banyak orang menyodorkan janji, tapi seberapa banyak orang yang bisa mengolah janji menjadi bukti. Tidak sedikit orang yang pandai berkata-kata. Berdiplomatis kadang. Namun seberapa banyak kata yang tidak hanya berujung teori? Belakangan banyak sekali ide yang diumbar, berlimpah janji, berjibun kata pintar. Belum lagi wajah-wajah yang memesona memberi kesan yang berbeda pula. Lalu muncul cerita-cerita yang beragam diantara mereka. Bahkan saling menjatuhkan. Membuat banyak orang bimbang untuk menentukan pilihan. Beruntung saya bukan termasuk orang yang bimbang, ragu, juga sangsi. Jauh sebelum perang debat, saya sudah tentukan pilihan. Jauh sebelum mereka meyakinkan rakyat, saya sudah percaya. Dia pilihan saya. Janjinya telah dibuktikan pada saya. Dia tidak lagi berteori. Dia telah mengimplementasi. Dia sudah berjalan. Dia hanya perlu menyelesaikan langkahnya.