Si pengintai..
Punteen..mau masukin salah satu cerita
Bulan menyembul malu dari balik awan kelam. Tidak biasanya bulan purnama enggan berkiprah malam ini. Hanya secercah sinarnya dengan malas menerangi bumi.
Malam penuh bintang, si pengintai mulai beraksi. Kegelapan tidak pernah menjadi penghalang baginya. Matanya awas mengitari sebongkah rumah bertingkat di pojokan. Seperti renteten sasaran sebelumnya, si pengintai yakin akan menaklukkan rumah itu.
Senyuman tersembul menampakkan bekas luka berbentuk kibasan petir. Sebuah luka bekas baku hantam hebat. Kini wajah yang semakin sangar itu bertambah serius membayangkan apapun incarannya di rumah itu. Dalam hati ia bertekad untuk menuntaskan misinya dengan kebiasan meninggalkan jejak tanda dari aksinya.
Ditepisnya angin dingin yang malu menyisir malam itu. Matanya awas mengikuti awan yang sejengkal waktu siap menutupi sinar rembulan. Ia pun cepat melesat masuk ke dalam rumah. Bumi kini benar kelam, alam telah berpihak kepadanya.
Tanpa saksi, darah menjarah seakan mengalir deras. Si pengintai membabi buta, memporak-porandakan segala yang ditemuinya. Namun ia tetap bergerak pelan bak angin yang berhembus pelan. Membangunkan para penghuni rumah itu adalah hal terakhir yang terbersit di pikirannya.
Hatinya tertawa lepas karena ia berkuasa malam itu. Senyuman sumringah, dadanya membusung membiarkan dirinya menjelma menjadi raja, si penguasa malam. Seperti ingin menghempaskan segala rasa tapi waktu tidak berpihak lagi padanya. Ia sadar harus segera meninggalkan rumah dan membawa apapun yang bisa ditentengnya. Tidak lupa ia melakukan kebiasannya dengan meninggalkan jejak. Baginya ini adalah simbol dari aksinya.
Ayam pun tak lama berkokok bersahutan membangunkan para penidur. Namun aksi pengintai tetap luput dari mata siapapun. Hanya penghuni rumah di pojokan itu yang pasrah berbagi rasa jengkel dan kesal.
"Kucing sialan!.." Bibi sungut memberesi isi tong sampah yang berserakan mengotori lantai dapur.
Di kejauhan di siang hari, di bawah pohon rindang, si pengintai tertidur pulas. Angin sepoi-sepoi telah membawanya ke alam mimpi. Dan sekali lagi alam berpihak kepadanya.
Semoga ini bisa jadi pembuka blogger g yang baru, amien..
Bulan menyembul malu dari balik awan kelam. Tidak biasanya bulan purnama enggan berkiprah malam ini. Hanya secercah sinarnya dengan malas menerangi bumi.
Malam penuh bintang, si pengintai mulai beraksi. Kegelapan tidak pernah menjadi penghalang baginya. Matanya awas mengitari sebongkah rumah bertingkat di pojokan. Seperti renteten sasaran sebelumnya, si pengintai yakin akan menaklukkan rumah itu.
Senyuman tersembul menampakkan bekas luka berbentuk kibasan petir. Sebuah luka bekas baku hantam hebat. Kini wajah yang semakin sangar itu bertambah serius membayangkan apapun incarannya di rumah itu. Dalam hati ia bertekad untuk menuntaskan misinya dengan kebiasan meninggalkan jejak tanda dari aksinya.
Ditepisnya angin dingin yang malu menyisir malam itu. Matanya awas mengikuti awan yang sejengkal waktu siap menutupi sinar rembulan. Ia pun cepat melesat masuk ke dalam rumah. Bumi kini benar kelam, alam telah berpihak kepadanya.
Tanpa saksi, darah menjarah seakan mengalir deras. Si pengintai membabi buta, memporak-porandakan segala yang ditemuinya. Namun ia tetap bergerak pelan bak angin yang berhembus pelan. Membangunkan para penghuni rumah itu adalah hal terakhir yang terbersit di pikirannya.
Hatinya tertawa lepas karena ia berkuasa malam itu. Senyuman sumringah, dadanya membusung membiarkan dirinya menjelma menjadi raja, si penguasa malam. Seperti ingin menghempaskan segala rasa tapi waktu tidak berpihak lagi padanya. Ia sadar harus segera meninggalkan rumah dan membawa apapun yang bisa ditentengnya. Tidak lupa ia melakukan kebiasannya dengan meninggalkan jejak. Baginya ini adalah simbol dari aksinya.
Ayam pun tak lama berkokok bersahutan membangunkan para penidur. Namun aksi pengintai tetap luput dari mata siapapun. Hanya penghuni rumah di pojokan itu yang pasrah berbagi rasa jengkel dan kesal.
"Kucing sialan!.." Bibi sungut memberesi isi tong sampah yang berserakan mengotori lantai dapur.
Di kejauhan di siang hari, di bawah pohon rindang, si pengintai tertidur pulas. Angin sepoi-sepoi telah membawanya ke alam mimpi. Dan sekali lagi alam berpihak kepadanya.
Semoga ini bisa jadi pembuka blogger g yang baru, amien..
Comments