perintah panglima
untuk kedua kalinya pertemuan tingkat tinggi (ptt) digelar di rumah tapi kali ini antara paduka dan panglima. kalau sudah begini, biasanya g mengungsi ke lantai atas. selain g sebel pembicaraan serius, g juga gak mau disangka nguping sambil makan sate, padahal perut gak laper-laper amat.
dari semua anggota keluarga, paduka alias kakak g, adalah orang yang paling mapan secara materi, sampai idenya untuk memberesi rumah di daerah Ciganjur udah gak ada yang bisa ngalahin. jadi, ptt tentang married memang sudah tepat digelar lagi setelah beberapa tahun lamanya kejadian yang sama menimpa kakak tertua.
mungkin sudah tradisi anak-anak buah pejaten 17 kudu dapet perintah dari panglima alias babeh, setidaknya memikirkan untuk menikah di kala secara materi (tauk deh mental..) dah siap. itulah isi ptt itu, membicarakan the "m" word bersama dengan calonnya paduka, yang ternyata diam-diam tidak disenangi oleh panglima. pagi ini kakak tertua menelpon dan minta konfirmasi kebenaran rencana pernikahan usai lebaran tahun depan. dia hanya tertawa membenarkan tradisi perintah panglima ini. tapi yang lebih menyebalkan lagi dia bilang, "jangan tertawa, kamu berikutnya!." (glek!..)
dari semua anggota keluarga, paduka alias kakak g, adalah orang yang paling mapan secara materi, sampai idenya untuk memberesi rumah di daerah Ciganjur udah gak ada yang bisa ngalahin. jadi, ptt tentang married memang sudah tepat digelar lagi setelah beberapa tahun lamanya kejadian yang sama menimpa kakak tertua.
mungkin sudah tradisi anak-anak buah pejaten 17 kudu dapet perintah dari panglima alias babeh, setidaknya memikirkan untuk menikah di kala secara materi (tauk deh mental..) dah siap. itulah isi ptt itu, membicarakan the "m" word bersama dengan calonnya paduka, yang ternyata diam-diam tidak disenangi oleh panglima. pagi ini kakak tertua menelpon dan minta konfirmasi kebenaran rencana pernikahan usai lebaran tahun depan. dia hanya tertawa membenarkan tradisi perintah panglima ini. tapi yang lebih menyebalkan lagi dia bilang, "jangan tertawa, kamu berikutnya!." (glek!..)
Comments