tegas! tegas! tegas!

kemaren di kompas ada gambar sniper membidik burung dara di atas genteng. tapi karena itu hanya gambar diam, jadi g gak tau nasib si burung dara selanjutnya. tapi memang sejak burung jadi ancaman manusia karena khawatir membawa virus H5N1, pandangan orang2 tentang burung jadi sedikit mengerikan. sampai ada isu bunuh semua unggas. kasian memang..kenapa kasusnya harus menimpa burung yang bermimik baik dan lucu. kenapa tidak menimpa kecoa atau tikus yang gak ada gunanya (dan pantas mati, hihi..gak ya?).
mungkin kalau sekedar sniper aja, belum terlalu "sadis" meski pasti sudah ada yang "jerit2" liat gambar di koran itu (membayangkan burung2 yang belum tentu terdeteksi positif virus flu burung, tapi harus mati di tangan sniper2, pastinya bukan pemandangan yang indah..). tapi indonesia ternyata belum ada apa2nya dibandingin cina sewaktu memberantas Sars. dan ternyata ada cerita dibalik kesuksesan cina menghapus sars, dalam waktu yang cukup cepat.
suntik mati ternyata adalah kunci negara komunis ini memberantas sars. negara tidak tanggung2 mengeluarkan perintah untuk menyuntik mati pasien yang positif dinyatakan terkena sars. setiap hari pasien yang dikarantina diberi suntikan "obat" dan setiap hari pula mereka semakin dekat ke ajalnya dan dibakar untuk menstop penyebaran sars. kerabat pasien juga dilarang keras menjenguk si sakit dan hanya menerima kabar duka pada akhirnya.
berarti kalau burung diibaratkan pasien di cina, bisa dipastikan tidak ada ampun buat burung2 disana dan akan diberantas habis untuk memutus tali penularan virus flu burung. dan kalau di indonesia setiap peternak masih dikasih nafas dengan diganti rugi rp 10 ribu per unggas, jangan heran kalau di cina, gambarannya mungkin akan seperti ini:
Tim penanggulangan flu burung akan nyelonong masuk tanpa permisi, melakukan rapid tes, dan jika ada yang terdeteksi flu burung, unggas akan diambil secara paksa untuk dibakar dan meninggalkan pemilik unggas yang me-raung2 tanpa diberi kompensasi (dalam bentuk) apapun! dan kalau ada warga yang memberontak, akan ditindak tegas dengan tuduhan membantu penyebaran virus flu burung dengan memelihara unggas terjangkit.
gaya seperti itu kalau dipikir masuk akal kalau sudah dihadapkan pada kasus flu burung yang sudah masuk taraf SOS demi menyelamatkan nyawa bangsa. menyelamatkan nyawa manusia akan menjadi perioritas utama di atas hal lainnya. burung pun jadi tidak ada artinya. kasian memang, tapi mati menjadi harga yang tidak bisa ditawar demi terhapusnya penyakit flu burung.
yang jadi masalah di sini, masyarakat indonesia masih kurang "ditakuti" dengan seriusnya flu burung. apalagi gak semua orang di sini membaca koran akhir2 ini tentang flu burung. masyarakat masih menganggap enteng penyakit ini sampai mereka sendiri yang menjadi korban. solusi terbaik memang pihak tertentu harus tegas pada pihak2 lain. bagaimanapun caranya!

Comments

Anonymous said…
caranya pake duit yg banyak. orang mah miara burung dan unggas bermodalkan duit, kalo tiba2 minta ditewasin dg paksa tanpa kompensasi pasti orang akan bilang, ya ntar dulu dong...
Neko said…
ini sapa ya berkomen ria tanpa nama?
sugnelagi said…
hehehe...

Popular posts from this blog

Pesan

Biarkan

Cinta