ambil rapor
jalan menuju kantor seperti biasa melewati sebuah sekolah dasar. yang kemarin sepi, hari ini terlihat ramai. bersama anak2 tampak orangtua mereka. kebanyakan kaum ibu. sambil lewat, masih terlihat satu persatu orangtua para murid membawa sebuah buku berwarna hijau. hari ambil rapor rupanya. beberapa orangtua masih di depan gerbang sekolah, sebagian telah berjalan pulang. mungkin mereka berencana pergi lagi untuk merayakan keberhasilan anak mereka, mungkin juga pulang untuk memarahi anak mereka yang tidak naik kelas.
hari ambil rapor bisa jadi saat2 yang menegangkan buat sejumlah anak. g tahu karena g mengalaminya. hari ambil rapor adalah hari yang menakutkan karena entah berapa banyak lagi nilai merah yang akan mewarnai buku rapor. dulu sewaktu smp, nilai merah selalu ada di setiap halaman rapor. kalau tidak 1, pasti 2. malah waktu itu ada 4 tinta merah. sebuah rekor! sampai2 emak tidak bisa berkata apa2 selain ngomel2 tidak jelas. pokoknya tidak pernah tidak ada tinta merah di setiap halaman rapor g.
hari ambil rapor adalah benar2 pengalaman menegangkan dan menakutkan. kalau hari ini g melihat anak2 menemani ibu mereka ke sekolah, dulu boro2 mendampingi si emak. sebaliknya g mengurung diri di kamar karena tahu waktu penentuan akan tiba dimana g akan naik kelas atau tinggal kelas. dan jantung ini rasanya ingin pecah saat tahu emak sudah kembali dengan buku rapor yang tidak pernah tanpa angka merah. bergegas turun ke bawah, mengendap-endap untuk mengambil rapor yang teronggok di atas meja lalu lari lagi ke kamar.
adalah sebuah mukzizat melihat rapor dikuasai tinta biru. meski akhirnya mukzizat itu g dapat 3 tahun ke depan. dan berakhirlah pengalaman2 yang menegangkan itu.
hari ambil rapor bisa jadi saat2 yang menegangkan buat sejumlah anak. g tahu karena g mengalaminya. hari ambil rapor adalah hari yang menakutkan karena entah berapa banyak lagi nilai merah yang akan mewarnai buku rapor. dulu sewaktu smp, nilai merah selalu ada di setiap halaman rapor. kalau tidak 1, pasti 2. malah waktu itu ada 4 tinta merah. sebuah rekor! sampai2 emak tidak bisa berkata apa2 selain ngomel2 tidak jelas. pokoknya tidak pernah tidak ada tinta merah di setiap halaman rapor g.
hari ambil rapor adalah benar2 pengalaman menegangkan dan menakutkan. kalau hari ini g melihat anak2 menemani ibu mereka ke sekolah, dulu boro2 mendampingi si emak. sebaliknya g mengurung diri di kamar karena tahu waktu penentuan akan tiba dimana g akan naik kelas atau tinggal kelas. dan jantung ini rasanya ingin pecah saat tahu emak sudah kembali dengan buku rapor yang tidak pernah tanpa angka merah. bergegas turun ke bawah, mengendap-endap untuk mengambil rapor yang teronggok di atas meja lalu lari lagi ke kamar.
adalah sebuah mukzizat melihat rapor dikuasai tinta biru. meski akhirnya mukzizat itu g dapat 3 tahun ke depan. dan berakhirlah pengalaman2 yang menegangkan itu.
Comments
dan cuma kalo mo ngambil rapor gw aja dia begitu, bukan rapor kakak atau adek gw! ckckck bayangkan pelecehan itu!! huehehehhehe
tapi emak gw gak tau kalo gw mahir di dunia perngebetan. sayangnya keahlian di dunia perngebetan gak gw tingkatkan ke dunia pergebetan. huehehhehehe