obrolan gelato

bukan sebuah keharusan sih untuk ngalor ngidul hal2 yang dalem. tapi sofa2 di gelato bar memang cukup menggiurkan bagi tamu2nya untuk duduk manis ber-jam2 sambil ngobrol sana sini gak keruan. gak lama setelah pantat membentur sofa, obrolan2 pun dimulai. dari masalah sepele sampai pembicaraan yang dalem dan butuh tidak sekedar es wafel. menu calamari, french fries dan chicken wing sampai hot chocolate keluar dari mulut dapur untuk menemani obrolan yang semakin malam semakin dingin alias dalem dan berat.

seperti malam itu. seorang teman membuka pembicaraan yang katanya berat dan dalem itu dengan sebuah pertanyaan, "elo suka merasa gak enak gak kita makan enak disini, sementara di luar sana masih banyak pengemis?". aduh, sebagai pencinta es krim coklat yang sedang gue lumat ini, kok rasanya enak saja dan tidak ada rasa bersalah ya? bukannya tidak merasa simpati dengan orang di luar sana yang kesulitan mengisi perutnya, tapi kalau perut sudah meraung-raung menuntut ingin makan enak, bisa repot kalau tidak diikuti kemauannya. akhirnya pertanyaan itu hanya gue jawab dengan senyam senyum dengan mulut belepotan es krim coklat.

untungnya pembicaraan mengarah ke topik rencana teman tadi ke bali. bukan dalam rangka jalan2, tapi untuk mengadu nasib alias bekerja. karena bukan pakar pulau dewata, gue hanya bisa menberikan masukan seputar tempat ini itu yang kudu' dikunjungin alias tidak boleh dilewatkan. lalu petuah2 seperti jangan sembarangan masuk warung karena banyak lawar alias darah babi beku yang menjadi makanan favorit orang bali, jangan berperilaku sembarangan kalau tidak ingin celaka di pulau yang terkenal mistis, jangan kaget bergaul dengan orang bali yang kebanyakan membenci pendatang terutama orang jawa dan jangan terlalu lama bekerja di bali karena tidak akan betah. nah, petuah yang terakhir ini berdasarkan pengalaman dari 3 orang teman yang memang lebih ingin berlibur di bali daripada bekerja.

mengobrol di gelato boleh jadi menyenangkan. suasana cafenya, es krimnya dan minumannya sepertinya bisa menjadi tempat nongkrong favorit. tapi yang membuat kita betah di sana adalah satu2nya sofa gelato yang empuk. karena empuknya, sofa gelato seakan bisa menghipnotis tamu2nya untuk nongkrong tak kenal waktu. sebagai korban gelato, cafe itu menjadi tempat andalan kita dalam seminggu ini. dan setelah dari kemarin curi2 pandang, malam itu kita akhirnya bisa menguasai dan merasai sofa tinggi besar yang ternyata cocok untuk selonjoran. mendapatkan sofa tinggi besar berwarna merah ini memang tidak gampang. kalau tidak sudah ditempati orang, biasanya sofa ini sudah dipesan orang. sebuah sofa yang luar biasa.

setelah berlabuh di sofa gelato, obrolan pun berlanjut.

Comments

Anonymous said…
pertanyaan: apa sapa siiiih ke gelatonyaaaa?

hehehehhehe gak mutu bener ya pertanyaan gw! biarin, yang penting gak mengundang rasa bersalah kan pertanyaannya? :D
Neko said…
gak, gak mengundang rasa bersalah, tapi mengundang rasa kesal karena g ke sana bersama teman2, oh tidaaaaak!...

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan