kubikal keringat
setelah absen 2 minggu, aku kembali ke kubikal tempatku melepas keringat. tidak seperti biasanya, sabtu itu kubikal-kubikal tampak sepi. sepertinya liburan ini benar2 menyedot perhatian orang untuk berlibur ke luar kota pikirku. pagi itu hanya ada satu kelompok yang tampaknya sudah selesai bermain. sempat kulihat keringat telah membasahi baju mereka. beberapa botol minuman air mineral di meja istirahat juga hampir kosong. sebuah pemandangan yang juga biasa kami alami setelah aku dan temanku bermain squash. meski akhir2 ini hanya kami saja yang bermain.
sebenarnya belum lama aku mengenal squash. awalnya aku juga diperkenalkan dengan permainan yang ternyata cukup mengasikkan ini. bagaimana tidak, aku bisa berlari, berjatuhan, pontang panting mengejar bola karet agar terpantul kembali ke tembok. karena kalau tidak, itu berarti bola jatuh ke lapangan yang berarti aku harus mengulang permainan dari awal. terkadang, ini yang melelahkan. bola karet hitam ini tampak liar dan beringas. kalau tidak dipukul, bisa2 seperti peterpan kecil yang beterbangan dan ogah ditangkap.
dari dulu aku memang penyuka olahraga dengan konsep permainan seperti softball, bola voli, bahkan sepak bola sekalipun. buatku itu semua mengandung permainan yang terlalu mengasikkan sehingga memabukkan. dan tidak hanya buatku, tapi juga buat sesama teman sepermainan alias timku. teringat waktu sma dulu, sebelum berlatih bola voli, aku iseng bermain tangkap bola softball dengan seorang teman. saking semangatnya, bola menerjang cepat hingga melesat dari sarung tangan sofballku. dan "krumpiang!" (kalau benar backsoundnya..), kaca salah satu pintu sekolahku pecah merecah, halah. alhasil, aku dan temanku harus membayar uang ganti rugi demi mendapatkan kembali pintu kaca yang kokoh. bahaya memang kalau sudah berada di dunia yang memabukkan, hehehe..
sama seperti kemarin, aku kembali ke dunia yang memabukkan. di kubikal keringat itu, aku seperti mendapatkan permainan terbaikku. apalagi setelah "menggantung raket" selama 2 minggu, aku seperti mendapatkan hasil terbaik dari istirahatku. permainan terbaikku bisa kurasakan dari caraku memukul, semangatku bermain, dan pastinya, berapa banyak keringatku mengucur, hahaha.. rasanya.. ya itu tadi, sangat mengasikkan hingga memambukkan. kalau sudah begini, aku jadi tidak sabar untuk segera kembali ke kubikal keringatku.
sebenarnya belum lama aku mengenal squash. awalnya aku juga diperkenalkan dengan permainan yang ternyata cukup mengasikkan ini. bagaimana tidak, aku bisa berlari, berjatuhan, pontang panting mengejar bola karet agar terpantul kembali ke tembok. karena kalau tidak, itu berarti bola jatuh ke lapangan yang berarti aku harus mengulang permainan dari awal. terkadang, ini yang melelahkan. bola karet hitam ini tampak liar dan beringas. kalau tidak dipukul, bisa2 seperti peterpan kecil yang beterbangan dan ogah ditangkap.
dari dulu aku memang penyuka olahraga dengan konsep permainan seperti softball, bola voli, bahkan sepak bola sekalipun. buatku itu semua mengandung permainan yang terlalu mengasikkan sehingga memabukkan. dan tidak hanya buatku, tapi juga buat sesama teman sepermainan alias timku. teringat waktu sma dulu, sebelum berlatih bola voli, aku iseng bermain tangkap bola softball dengan seorang teman. saking semangatnya, bola menerjang cepat hingga melesat dari sarung tangan sofballku. dan "krumpiang!" (kalau benar backsoundnya..), kaca salah satu pintu sekolahku pecah merecah, halah. alhasil, aku dan temanku harus membayar uang ganti rugi demi mendapatkan kembali pintu kaca yang kokoh. bahaya memang kalau sudah berada di dunia yang memabukkan, hehehe..
sama seperti kemarin, aku kembali ke dunia yang memabukkan. di kubikal keringat itu, aku seperti mendapatkan permainan terbaikku. apalagi setelah "menggantung raket" selama 2 minggu, aku seperti mendapatkan hasil terbaik dari istirahatku. permainan terbaikku bisa kurasakan dari caraku memukul, semangatku bermain, dan pastinya, berapa banyak keringatku mengucur, hahaha.. rasanya.. ya itu tadi, sangat mengasikkan hingga memambukkan. kalau sudah begini, aku jadi tidak sabar untuk segera kembali ke kubikal keringatku.
Comments