rumah bagiku

rumah adalah tempatmu membuka mata setelah tertidur sepanjang perjalanan dari rumah sakit tempatmu lahir. disanalah kamu merasakan kasih sayang tak berujung dari seluruh anggota keluarga. apalagi wajah kecil manismu, jemari2 mungilmu dan kaki2 tak kenal lelahmu saat belajar berpijak menjadi pusat perhatian di rumahmu. lalu rumah pula yang pertama kali menampaki kamu meloncat-loncat kegirangan saat bisa menyelesaikan pekerjaan rumah sekolah. gemuruhnya sampai membuat telinga rumah harus disumbat. takut kemeriahan itu lari dari induknya, rumah juga menutup pintu serapat-rapatnya agar hanya disanalah kau rayakan prestasi kecilmu. lalu rumah tersenyum simpul saat kamu merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. pelan2 pintunya terbuka agar kau bisa menyambutnya. agar benih2 cinta mengembang disana, di dalam rumah.

rumah.. menjadi saksi segalanya. sumber kehangatan bagimu penghuninya. sebagai atap yang melindungi kamu beserta isinya. lalu rumah pula yang kau harapkan mengantarmu menuju gerbang dewasamu. tapi entahlah. seakan pintu, jendela, dan setiap akses keluarnya tertutup rapat. gerbang itu tertutup tak menyisakan ruang untuk keluar. tembok juga berlaga menjadi penghalang yang menjulang. lalu bagaimana aku meraih kedewasaanku? umurku terus melaju. aku meronta di dalam. berharap rumah memberikan kunci pintu, pagar, jendela, gerbang atau jalur keluar lainnya jika ada. aku berhak menjadi perempuan dewasa yang bisa melihat segalanya di luar. aku berhak mendapatkan hak2ku disana bahkan di rumahku sendiri. hakku sebagai orang yang dewasa. rumah bukanlah tempat untuk memasung kemandirianku, aku percaya itu.

oh rumah, berikanlah hakku. usiaku cukup matang untuk menentukan apa yang terbaik untukku. aku ingin menjadi burung yang bisa beterbangan kemanapun dia mau. burung yang akan selalu kembali ke sarangnya di waktu yang tepat.

rumah, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu. engkaulah sumber kehidupanku. tak ada ragu untuk itu. tapi mohon, janganlah kau kekang aku. kau buatku bagaikan induk kucing yang melahirkan, menyusui, memperhatikan dengan mata awasmu dan melepasku di suatu masa. masa yang menurutku adalah sekarang. saat ini.


terinspirasi darimu.. terima kasih..

Comments

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan