saya seorang pembunuh
entah untuk ke berapa kalinya saya telah membunuh. entah dilakukan secara sadar atau tidak, saya telah lupa. semuanya terasa sangat cepat berlalu. tidak lagi terasa penyesalan, apa lagi tetes air mata. semuanya mengalir cepat dan mengering tanpa sisa. air mata pagi ini seharusnya tidak berhak untuk diteteskan. saya juga tidak lagi berhak untuk merasakan sakit di dada. apalagi harus meringis karena rasa sesak. itu hanyalah bagian dari konsekuensi yang harus saya tanggung.
ya, saya telah membunuh untuk kesekian kalinya. kini saya tidak lagi berhak untuk meng-agung2kan rasa cinta dan kasih sayang pada mahluk lain. hati saya telah lama menghitam. dan sayangnya, mereka pun terlena.
ya, saya telah membunuh untuk kesekian kalinya. kini saya tidak lagi berhak untuk meng-agung2kan rasa cinta dan kasih sayang pada mahluk lain. hati saya telah lama menghitam. dan sayangnya, mereka pun terlena.
untuk ucil tersayang..
Comments