Masa lalu, kenangan, dan sejarah

Saya yakin, semua orang punya semua itu. Jangan hubungkan dengan kualitas masa lalu yang kelam atau gelap atau pahit atau indah. Intinya, memiliki hidup yang berbuntut sejarah, kenangan, atau masa lalu.

Hidup tanpa masa lalu, tanpa kenangan, apalagi sejarah, tidak lebih dari makanan dengan cita rasa hambar. Beruntung saya punya. Begitu banyaknya kenangan dalam hidup saya, sampai-sampai saya lupa mana yang terindah, mana yang getir. Namun saya ingat masa lalu terakhir saya. Seingat saya, ia tergeletak tak berdaya di atas bus yang membawa saya pulang malam itu. Tidak, saya tidak membiusnya seperti tren tindak kriminal yang sering terjadi di atas bus kota. Saya bukan penjahat, bukan juga orang sekeji itu. Saya memutuskan untuk meninggalkan masa lalu saya yang pernah membuntuti saya seperti anjing yang setia pada tuannya. Mengapa? Jujur saja, saya ingin meneruskan hidup saya. Tanpa ikatan masa lalu yang sempat membuat jiwa saya mati lemas.

Bayangan kenangan itu memang pernah lama menempel seperti tensoplas yang patuh pada luka. Membuat jalan saya tertatih-tatih karena keberatan beban luka yang begitu dalam. Betul saya terluka. Tapi bukankah luka itu untuk disembuhkan? Percayakah ada obat untuk semua luka? Bahkan ‘ngeyel’ yang katanya ‘penyakit tak tersembuhkan’, saya yakin suatu hari akan ada obatnya.

Entah saya berbuat apa, tapi malam itu, setelah sekian lama, seakan semua beban masa lalu itu terasa ringan. Seperti balon yang terlepas dari genggaman bocah kecil, ia terbang tertiup angin saking ringannya. Entah ada apa dengan saya, yang pasti kekuatan itu akhirnya menegur saya. Menyapa dan menguatkan saya untuk pertama dan terakhir kalinya bisa mengatakan selamat tinggal pada bayangan masa lalu yang lama mengekang saya.



Comments

Popular posts from this blog

Pesan

Biarkan

Cinta