yang kuno tapi ampuh

Mengapa orang cenderung berperilaku posesif? Merasa terancam karena ia tak lagi jadi pusat perhatian orang terdekatnya? Takut dengan kehadiran orang lain yang bisa menggantikan posisinya yang dahulu dinormorsatukan? Senjata kuno tapi masih ampuh untuk bisa menculik perhatian orang terdekatnya dulu adalah dengan melontarkan kalimat, “Aku akan bunuh diri kalau kamu pergi.” Sayangnya, ancaman ini dibarengi dengan sikap merelakan perasaan yang sebenarnya demi “menyelamatkan” nyawa yang bakal melayang itu (entah betulan melayang atau gertakan sambal).

Bunuh diri.. Jujur, saya salut dengan orang yang berani mengambil nyawa sendiri. Jalan pintas menuju kematian dini ini memang banyak, tapi bukan berarti mudah dilakukan. Memotong urat nadi adalah cara tercepat menuju kematian abadi. Cara yang lebih kuno, coba cekik leher sendiri dengan tali yang diikat di batang pohon atau atap. Yang sekarang sedang trend, minum bahan-bahan oplosan yang kerap manjur mengantar nyawa melayang.

Sungguh berani keputusan melenyapkan nyawa sendiri. Tapi dengan asalan dinomorduakan? Segitunyakah? Cintakah yang mengantarkan orang pada keputusan tragis ini? Setahu saya, cinta itu melepaskan. Membebaskan. Tapi bukan berarti melepas atau membebaskan nyawa kita. Seperti pasir dalam genggaman tangan. Semakin kita genggam, pasir itu akan keluar dari sela-sela jari kita. Begitulah cinta. If u love someone, set him/her free (meski terkadang terdengar bullshit).

Mustinya ini bukan kelakuan cinta. Hanya takut yang berlebihan. Takut ditinggal, takut dinomorduakan, takut tidak disayang lagi, takut ini, takut itu, takut, takut, takut. Begitu banyak rasa takut, sehingga cinta tak lagi punya kuasa dan hanya menjadi tumpukan surat usang. Dan begitulah seterusnya.. perasaan menjadi korban selanjutnya. Sayang sekali...

Comments

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan