Dewa Langit Malam

Aku ingat kami menertawakannya. Seakan ia guyonan hari itu. Dagelan yang tak ada habisnya. Tawa kami seperti berlomba. Seakan waktu belum lelah dan malam belum mau menutup tirainya. Kedatangannya betul-betul tak diduga dan menjadi kejutan yang menarik.

Aku ingat kami ada disini. Ia disana, Tak mengerti sedang apa. Ia juga tidak mendengar tawa kami yang menggema di lorong malam. Justru ketika ia yang seharusnya terbelalak dan bukan kami yang semestinya menyudahi hari itu.

Tawa itu berhenti esoknya. Seperti ada hujan perintah yang jatuh dari langit, kami terdiam. Sosoknya sungguh anggun dengan dada membusung. Wajahnya yang bercahaya setidaknya membungkam diriku. Ia jelmaan dewa langit kelam. Ia penguasa malam dan setiap mahluk di dalamnya. Siang begitu iri ingin merenggutnya. Dan aku begitu terpukau dengan keangkuhannya yang menentramkan.

Ia segera menarik perhatian kami ketika bumi belum lagi lelah memutar roda hidupnya. Ia penggoda yang menghidupi jiwa kami. Betapa satu hari yang ada saat itu telah mengacaukan segalanya dengan indah.

Jika saja ratusan bintang saat itu tidak memanggilnya. Jika saja malam lupa menutup tirainya. Seandainya waktu tak harus berlalu dan semua mahluk diserap olehnya, aku yakin ia masih akan berada disana.

Di penghujung malam, ia menjelma menjadi mahluk yang memesona. Kerling matanya yang hitam seperti mengelabui kami dengan terbang dan tak (akan) kembali. Tepat ketika gelap menggelantung di langit, Ketika ia telah hidup dalam diri kami, Ia pun terbang menuju deretan bintang. Ke tempat ia akan bertengger untuk selamanya..


terima kasih Endru. kau telah selipkan kerinduan yang indah...

Comments

Anonymous said…
very nice ode, mbak... love endru :)

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan