Terpental

Tembok besar menghadang di depanku. Kerutan di kulitnya menandakan catnya telah lama mengelupas. Aku menghadapnya. Begitu besar. Sangat luas dibandingkan ukuranku. Aku berdiri di hadapannya. Bersiap terlontar. Membentur tembok keras itu. Lalu aku melayang. Mataku tak kupejamkan sedikitpun. Aku melihatnya. Tembok sekeras batu kali itu hanya diam di tempat. Aku terlontar. Menerjang cepat dan membentur kencang. Aku terpelanting ke arah tak tentu. Tiba-tiba aku terbang lagi. Tembok itu masih sasaranku. Tetap diam. Tetap keras. Aku terbentur. Keras dan memusingkan. Dan aku terpelanting lagi.

Entah kapan semua ini berakhir tenang buatku..

Comments

yuliarinta said…
sewa buldoser aja, kalo dah gak tahan ama temboknya..

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan