Begini rasanya..
Sydney, 28 April 2011
Seperti inikah rasanya?.. Ketika tatapanmu menabrak pandangannya, yang tersirat adalah kamu ingin berlari. Padahal kamu begitu ingin menyelami kolam kelopak matanya. Disana kamu masuk ke dunia hirup menghirup serbuk kokain. Kamu selalu ingin kembali dan berakhir padanya. Ingin memeluk tubuhnya yang bidang. Yang harum di sekujur tubuhnya membiusmu sampai menusuk tulang. Bagaikan kerongkongan dahaga yang mengiba setiap tetes air di saat mentari sedang meranggas.
Beginikah rasanya?.. Di saat coretan-coretan masa lalu gugur bagai daun kering yang tertiup angin, kamu masih mendengar desiran suaranya meski sosoknya semakin memudar. Dia buat dirimu tak berdaya karena masa lalu tak lebih dari sebuah goresan luka yang menoreh di setiap tubuh kehidupan. Sakitnya tak lagi terasa, namun menempel di setiap jejak langkah. Ia tak sepenuhnya menghilang meski jejaknya sudah terhapus ribuan langkah. Dan kamu hanya bisa memandang luka itu meski begitu tergoda untuk melenyapkannya.
Seperti inikah rasanya?.. Ketika dunia tak lagi dipagari, harapanmu hanya satu; hati dan jiwa yang menyatu. Seperti bongkaran keping-keping puzzle, yang serumit apapun, coba kamu satukan demi sebentuk sketsa kehidupan. Dialah istana pasir. Rentan, namun coba kamu pertahankan meski terjangan ombak datang dalam ribuan gulung.
Dan ketika mimpi itu datang, ketika ia berusaha mengoyak semua yang coba kau bangun, ketika ia siap mengandaskan kenyataan yang belum sempurna kembali menjadi mimpi, saat tangis yang kemarin kau kubur bangkit menghantuimu lagi, kamu mencoba sekeras apapun agar ketakutanmu tidak menguasai benakmu. Kamu menolak untuk kembali jatuh. Kamu bangkit agar tidak tertatih lagi. Kamu yakinkan kali ini seekor keledai yang terjeblos dalam lubang kubangan yg dulu kamu gali. Bukan dirimu...
Comments