Petik Hati
Mengambil hati. Itu yang sedang saya lakukan. Di saat kata maaf tidak lagi cukup, saya butuh pohon hati. Akan saya petik satu hati. Yang berwarna merah menyala. Yang dari kejauhan seperti buah apel ranum. Hati itu takkan menjadi milik saya, tapi minimal hati merah menyala itu akan saya jaga. Biar tidak lagi terluka. Biar tidak perlu diperban. Karena hati itu terlalu berharga buat saya jika ia harus terus menerus cedera. Di depan saya pohon hati yg jangkung. Meski sulit, saya berusaha memetik satu hati. Takkan saya miliki, namun jika boleh, kan ku jaga..