Orgasme

Dia telah berdiri di depanku. Pemandangan indah yang membuat mataku jatuh dan terpaku padanya. Aku dibuat tunduk olehnya. Ia membius dan mengajakku untuk menyentuhnya, untuk merasakan setiap seluk beluk tubuhnya. Hebatnya, aku tidak bisa menolak. Aku semakin terjerat olehnya. Ia membawaku menembus hingga ke jiwanya. Ia membelai juga mencengkramku erat. Tiba-tiba aku merasakan kenikmatan di sekujur tubuhku. Aku seperti melayang. Tanganku bergetar akibat keseruan ini. Wajahku mulai basah oleh butir-butir keringat. Tanpa kusadari, napasku mulai berderu sangat cepat, seakan menyedot setiap sisa udara yang ada. Denyut jantungku berdebar cepat. Aku tidak kuasa menahan segala adrenalin yang keluar begitu cepat dari tubuhku. Aku ingin berteriak histeris. Namun saat suaraku mulai mengambang di ujung bibirku, tiba-tiba sebuah mobil menyerempet sepedaku hingga berjalan sempoyongan di jalanan sempit yang diapit kendaraan-kendaraan macet malam itu. Alih-alih terjatuh, aku berhasil menguasai sepedaku.

Malam itu tidak ada yang terluka. Tanpa mengurangi kecepatan sepedaku, aku songsong kembali jalur sempit yang hanya tersisa untukku. Satu persatu rombongan kendaraan yang mandek malam itu melihatku dengan penuh rasa iri. Bahkan kawanan sepeda motor cemburu karena jalan sempit itu terlalu sesak mereka lewati. Aku berlalu meninggalkan pemandangan kemacetan yang tidak keruan. Sungguh, berpacu di jalur yang sempit, terancam terhempas ke badan mobil, sangat menegangkan. Rasanya seperti orgasme di jalan raya.

Cukup sudah aku menikmati keseruan ini. "Selamat tinggal kemacetan," dan aku meluncur kencang meninggalkan kemacetan.

Comments

Popular posts from this blog

Pesan

Biarkan

Cinta