Pancaroba
Di luar teras kamar, air hujan sudah membasahi halaman. Tidak seperti kemarin, kali ini airnya tidak begitu deras. Cukuplah untuk membuat malam lebih dingin dari biasanya. Inilah pancaroba. Baru beberapa waktu lalu kemarau, sekarang bumi yang tadinya kering sudah kembali basah. Rumput bisa berseri kembali. Yang dulu menguning lama sekali, perlahan berubah kehijauan.
Tapi tidak selamanya pancaroba romantis macam malam ini. Yang hujannya datang gerimis, bukan seru berderu-deru. Baru saja kemarin hujan turun deras sekali. Menampar-nampar dedaunan sampai patah dahannya. Pohon juga tumbang, jatuh mengenai kendaraan yang malang.
Pancaroba juga tidak selalu menyenangkan. Datangnya yang tiba-tiba bahkan terlalu cepat suka bawa penyakit. Batuk, pilek, puyeng. Sayalah salah satu korban. Bukannya menikmati petikan hujan, malah sembunyi di kolong selimut. Oh pancaroba. Coba kamu berbaik hati malam ini.
Tapi tidak selamanya pancaroba romantis macam malam ini. Yang hujannya datang gerimis, bukan seru berderu-deru. Baru saja kemarin hujan turun deras sekali. Menampar-nampar dedaunan sampai patah dahannya. Pohon juga tumbang, jatuh mengenai kendaraan yang malang.
Pancaroba juga tidak selalu menyenangkan. Datangnya yang tiba-tiba bahkan terlalu cepat suka bawa penyakit. Batuk, pilek, puyeng. Sayalah salah satu korban. Bukannya menikmati petikan hujan, malah sembunyi di kolong selimut. Oh pancaroba. Coba kamu berbaik hati malam ini.
Comments