Pertemuanku dengannya sudah cukup lama. Agustus lalu di kebun kosong yang tidak terawat. Banyak ilalang tumbuh semrawut dan sampah berserakan. Mendengar aku mendekat, ia yang tadinya berbaring, langsung duduk tegak. Wajahnya ramah, seperti manusia yang sedang tersenyum lebar. Ekornya mengibas ke kiri dan kanan. Aku merasa cukup aman untuk mendekatinya. Ia terikat di batang pohon yang telah mati. Hanya ranting-ranting kering tanpa daun. Padahal saat itu musim kemarau. Panasnya luar biasa. Anjing itu disana sendiri. Tanpa makanan, tanpa minuman.

Hepi. Itulah namanya. Sejak melihat wajahnya, aku tidak bisa tidak memberi nama anjing jantan itu dengan nama Bahagia (dalam bahasa Inggris). Usianya sekitar 1-2 tahun dengan tubuh berwarna loreng coklat dan hitam. Orang bilang coraknya buduk alias burik, tapi ia sungguh anjing manis yang manja dan pintar. 

"Salam," kataku, sembari menyodorkan tanganku yang langsung disambut dengan kaki kiri depannya diangkat untuk menyalamiku.

Seminggu lamanya Hepi tinggal di kebun kosong itu. Tanpa tuannya yang entah kemana. Hanya tidur beratapkan langit dan alas tanah berbatu. Syukurlah, Hepi kini tinggal bersama seorang distributor makanan anjing yang bersedia merawat Hepi untuk sementara, sebelum ada keluarga yang ingin mengadopsi anjing ramah itu. Dan aku yakin, momen bahagia untuknya pasti akan hadir. Suatu hari. 

"Siapapun keluargaku nanti, mereka akan sayang padaku karena aku sangat jinak, manja, sehat, dan energik. Siapapun keluargaku nanti akan melihat betapa besar cintaku pada mereka" (Hepi) 


*untuk mengadopsi Hepi: 0816 114 8315 

Comments

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan