Siapa Saya?

Pernah melihat atau mungkin terjadi pada diri sendiri, saat usai pernikahan, kedua mempelai "memamerkan" buku sah telah menjadi pasangan suami isteri? Momen ini biasanya jadi target fotografer sebagai bukti otentik pasangan tersebut telah naik kelas (dari status pacaran menjadi pasutri).

Momen itu yang disebut dengan "pengakuan". Mereka telah diakui secara sah sebagai pasutri, bahkan oleh negara di bawah payung hukum pernikahan. Dalam sebuah hubungan, pengakuan adalah hal yang sakral dan masih sungguh, teramat penting bagi masyarakat kita. Pengakuan juga bisa melontarkan derajat atau kasta seseorang ke tingkat teratas (naik kelas tadi). Contoh: diakui sebagai isteri/suami seseorang atau dikenalkan sebagai pasangan seseorang. Ada penekanan pada status seseorang.

Namun pengakuan menjadi barang mahal bagi hubungan tertentu. Hubungan sesama jenis misalnya, pengakuan adalah barang langka yang kadang harus ditelan mentah-mentah oleh pasangan tersebut. Bagaimana mau mengakui pasangannya, kalau mereka masih berkamuflase saat bersosialisasi. Bukannya mengenalkan si A sebagai pasangan si B di depan banyak orang, sebaliknya si A malah diperkenalkan sebagai teman atau rekan kerja si B. 

Bagaimana mau menunjukkan buku sah pernikahan, kalau masalah status saja masih main kucing-kucingan? Pengakuan bagi pasangan sesama jenis bak pengadem hati, hal yang didambakan, namun di negara ini, masih menjadi sesuatu yang sulit digapai. Bagai meraih bintang yang ada di ujung langit. 

Comments

Popular posts from this blog

Pesan

Biarkan

Cinta