Terpleset

Mataku jahil menyusuri wajahnya. Menatap matanya yang kurasa balik melucuti wajahku. Ia tersenyum, memperlihatkan bibirnya yang berwarna merah ranum. Sekejap kubayangkan, betapa nikmat kalau kukulum bibirnya. Seperti apel, warna merahnya sungguh menggoda. Untuk kugigit pelan, untuk kulumat penuh gairah.

Bayangan nakal itu tiba-tiba menghilang seiring dengan kerumunan orang yang muncul di dekatku. Terpaksa kukantongi kembali pikiran yang mengusikku. Entah, ada sesuatu dengannya yang membuat kedua mataku terpaku padanya.

Di hadapan wajahnya, aku kecup kedua pipinya yang penuh bintik. Menyentuh pipinya yang tembam dan lembut seperti bantal. Dan di tengah pikiran jahilku, kubiarkan bibirku terpleset menyentuh kedua ujung bibirnya.


Comments

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan