Di suatu malam

Mungkinkah alam sedang menangis? Air matanya seperti tak kunjung henti. Bumi dibuat basah dan gelap sebelum waktunya. Deru tangisnya terdengar gaduh di angkasa. Sampai-sampai memekakkan telinga yang mendengarnya.

Atau ia sedang marah? Kilatnya menyambar-nyambar seperti juru foto yang sibuk membidik sasaran. Tak heran awan menjadi terang meski gelap gulita. Menampakkan wajah yang garang.

Itulah yang terjadi di suatu malam. Saat aku sedang berlari mengosongkan pikiran. Tangis alam membasahi sekujur tubuhku. Meresap masuk ke dalam jiwa dan melebur menjadi satu.

Jika saja alam bisa mengosongkan pikirannya, air matanya tentu takkan jatuh, pikirku sembari berlari semakin jauh.

Comments

Popular posts from this blog

mari gemukkan badan

Masa lalu, kenangan, dan sejarah

sandiwara Tuhan