Selamat Jalan Bapak
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un. Saya ucapkan sambil menitikkan air mata. Dalam doa dini hari tadi, saya teringat sosok bapak, ayah dari sahabat saya, dan juga mantan atasan saya. Sosok yang membukakan pintu nafkah bagi saya, hingga saat ini. Mr. Clean. Begitu sebutannya. Jabatan yang tidak tergantikan hingga akhir hayatnya. Julukan yang langka di tengah virus korupsi yang menggerogoti tubuh negara ini. Saya tidak begitu tahu seluk beluknya saat blusukan di pemerintah. Saat berusaha mengobati negeri ini dari penyakit korupsi. Saat memikirkan bangsa dan negeri ini. Saya lebih mengenal beliau sebagai seorang atasan. Seringkali beliau masuk ruangan saya. Duduk berlama-lama dan mengajak kami mengobrol. Tentang pekerjaan, kehidupan, agama. Satu yang tidak pernah diucapkannya saat di kantor adalah tempat salah satu kakinya berpijak: pemerintahan. Ia berprinsip Bungkam tentang politik karena kantor saya menganut paham netral dan hanya mengurusi masalah kemanusiaan. Bukan perpoliti...