Jangan nodai Jakarta
Hari ini Jakarta seperti kota suci. Jantung ibukota menjadi serba putih berserukan doa. Massa berbondong ingin beraksi damai. Kalau saja massa tidak penuh sesak, mereka pasti sudah memutari Monas yang ibarat Ka'bah hari itu. Berita menyebutnya aksi super damai. Saya menyebutnya peristiwa yang layak masuk daftar sejarah Jakarta. Bagaimana tidak, satu orang bisa menyatukan ribuan orang. Berkumpul jadi satu.
Dari kejauhan, saya melihat kota kelahiran saya. Berharap darah tidak tumpah menodai warna putih yang ada. Berharap bukan darah yang menggenangi kota Jakarta, melainkan hujan yang turun. Biarlah kota saya tetap adem, seperti yang terjadi kalau musim hujan tiba.
Dari kejauhan, saya melihat kota kelahiran saya. Berharap darah tidak tumpah menodai warna putih yang ada. Berharap bukan darah yang menggenangi kota Jakarta, melainkan hujan yang turun. Biarlah kota saya tetap adem, seperti yang terjadi kalau musim hujan tiba.
Dari kota sebelah, perasaan saya campur aduk. Khawatir dengan apa yang bisa saja terjadi. Ribuan orang berkumpul, kadang berakhir tawuran. Beruntung, ketakutan saya sirna. Aksi damai lancar, saya pun mengucap syukur.
Hari ini Jakarta tidak ternodai.
Hari ini Jakarta tidak ternodai.
Comments