Posts

Showing posts from July, 2004

indonesian idol

Image
dont judge a book by its cover, yeah..yeah.. Tapi ternyata bener juga. Gak di rumah, gak di kantor, nyela-nyela Indonsian Idol yang jiplakan American Idol. Tapi waktu nonton acaranya, yang katanya konser spektakuler, emang ternyata bagus dan kalau dibilang spektakuler, dari segi pencahayaannya yang pake lampu laser segala, emang spektakuler. Pesertanya pun ternyata gak jelek, dari segi tampang, suara dan postur tubuh, gak ada yang dibawah standar. Even Michael sendiri yang dari timur sana, gak jelek-jelek amat, hahaha!. Mungkin karena ketolong dia itu model sepatu..katanya. Yang heboh emang minat orang-orang kita buat nonton dan sekaligus dukung idola mereka yang sebenarnya belum jadi idola, wong finalnya juga belum. Tapi juga ada yang nyela, nah ini untuk warga pinggiran, bukan daerah pinggiran tapi pinggir panggung alias samping panggung yang isinya ya kita-kita ini, g, Tammy, Sari, Ninak. Siapa lagi kalau bukan Michael yang kita cela. Abis kalo kita gak salah baca bahasa tubuhnya, d...

bedogol..

Akhirnya lihat hutan lagi..setelah terakhir ke Situlembang akhirnya kita ke Konservasi Alam Bedogol di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango . Menyegarkan, menyenangkan, melelahkan tapi refreshing banget lah daripada mandek terus di Jakarta. Yah terlepas dari kejadian yang tidak akan terlupakan, memorable moment of "the one who full of surprises shinta nurwulan" dengan aksi merebak dari air terjun berpose gadis sampul popular, hahahaha!. Gak salah doong nama loe diganti dengan miss popular?.. atau miss July?.. ;D Pokoknya sehari itu puaslah treking, ngirup udara segar, dengerin suara owa Jawa biarpun yang imitasi buatannya miss popular, dan puas bisa ngerasain kaki & paha pegel2 lagi. Kalau dibandingin sama treking di Ujung Kulon kayaknya yang Bedogol gak terlalu berat, kecuali tangga2 aborsi itulah yang bikin lelah, padahal itu udah mau sampe tempat penginapan. Ah.. yang mantap waktu canopy walk sama di observation deck. Tapi di dam awet muda juga ok, soalnya tempat makan...

Si pengintai..

Punteen..mau masukin salah satu cerita Bulan menyembul malu dari balik awan kelam. Tidak biasanya bulan purnama enggan berkiprah malam ini. Hanya secercah sinarnya dengan malas menerangi bumi. Malam penuh bintang, si pengintai mulai beraksi. Kegelapan tidak pernah menjadi penghalang baginya. Matanya awas mengitari sebongkah rumah bertingkat di pojokan. Seperti renteten sasaran sebelumnya, si pengintai yakin akan menaklukkan rumah itu. Senyuman tersembul menampakkan bekas luka berbentuk kibasan petir. Sebuah luka bekas baku hantam hebat. Kini wajah yang semakin sangar itu bertambah serius membayangkan apapun incarannya di rumah itu. Dalam hati ia bertekad untuk menuntaskan misinya dengan kebiasan meninggalkan jejak tanda dari aksinya. Ditepisnya angin dingin yang malu menyisir malam itu. Matanya awas mengikuti awan yang sejengkal waktu siap menutupi sinar rembulan. Ia pun cepat melesat masuk ke dalam rumah. Bumi kini benar kelam, alam telah berpihak kepadanya. Tanpa saksi, darah menjara...